Penjor adalah Pering Selonjor, Pering (bambu)
selonjor (sebatang) jadi bambu sebatang yang dihias dan dibuat sedemikian
rupa sehingga akan terlihat indah. Selain indah Penjor di Bali yang berhubungan dengan Upacara
Yadnya, dituntut pula benar dan sesuai dengan Filsafat, Susila dan Upacara.
Pada Hari Raya Galungan umat Hindu “Memenjor” yang terbuat dari Sebatang bambu
dihiasi dengan “busung” /janur, dilengkapi pula dengan “keraras” /daun pisang
kering, “kolong-kolong” terbuat dari janur, “Plawa” / kayumas, Pala Bungkah –
Pala Gantung, Kelapa Bungkulan, Jajan dan Sampyan Penjor. Untuk mengikat
dipergunakan “Tali Tutus”/tali bambu, bukan tali plastik seperti kebanyakan
saat ini. Penjor untuk keperluan Upakara Yadnya dilengkapi dengan Sanggah Cucuk
sebagai tempat menaruh persembahan / Yadnya.
Penjor merupakan perlambang dari Gunung Udaya / Tohlangkir yang
lazim disebutkan dengan nama Gunung Agung, Penjor merupakan ungkapan rasa syukur dan
bakti kita kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa atas segala kesejahteraan dan
kedamaian yang telah dianugrahkan kepada umat manusia. Gunung Agung adalah
tempat suci, demikian pula gunung-gunung yang lain di Nusantara, sehingga
kesucian ini diwujudkan dengan didirikannya tempat-tempat suci Hindu / Pura,
seperti di Gunung Mahameru, Gunung Semeru, atau Gunung Himalaya.
sumber : Arti dan Makna Sarana Upakara oleh Pinandita,
Drs. I Ketut Pasek Swastika.
0 komentar:
Posting Komentar
Semua Komentar, Saran dan Kritik anda adalah landasan kami untuk lebih maju